Selasa, 06 Desember 2011

PEMBESIAN

Pekerjaan Pembesian
BAHAN-BAHAN/ PRODUK
2.1. Bahan-bahan
A. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu U-39, sesuai dengan SII 0136-84 dantulangan polos mutu U-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakanpada gambar-gambar struktur. Tulangan dengan diameter < 10 mm harusbaja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2
B. Tulangan Anyaman (Wire mesh) Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50,
mengikuti SII 0784-83.
C. Penunjang/ dudukan tulangan (Bar support) Dudukan tulangan haruslah tahu
beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanamkan, atau
individual high chairs.
D.Bolster n,c hairs,spac ers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
1Pakailah besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI (Concrete
Reinforcing Steel Institute), kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau“horizontal runners” dimana bahan dasar tidak akan langsungmenunjang batang kursi (chair legs) atau pakai lantai kerja yang rata.
4Untuk betoneks pos ed, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan “hot-dip-
galvanized” atau penunjang yang dilindungi plastik.
E. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak.
2.2. Jaminan Mutu
A.Kecuali pada kondisi tertentu, bahan-bahan baja tulangan tersebut harus
dari produk yang sama.
B.Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) untuk semua
tulangan yang dipakai harus diperlihatkan.

2.3.Persiapan Pekerjaan / Perakitan Tulangan
A.Pembengkokkan dan pembentukan. Pemasangan dan pembengkokkantulangan harus sedemikan rupa sehingga posisi dari tulangan sesuaidengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempatselama pengecoran berlangsung.
B.Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
C. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971 atau A.C.I.315.
2.4.Pengiriman, penyimpanan dan penanganannya
A.Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai denganetiket / label yang mncantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
B. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk menghindarai kerusakan.Gudang harus kering, bagus saluran-salurannya, dan terlindung darilumpur, kotoran, karat dsb.
PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
Pembersihan
Sebelum pengecoran beton, tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulitgiling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangidaya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau padasambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
B. Pemilihan/ seleksi tulangan yang tidak memenuhi syaratharus ditolak dari
lapangan
3.2. Pemasangan Tulangan
A. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI-71 koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakauntuk menghindari keterlabatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings)/ bukaan.
B. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang padaposisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakanspace rs/penjaga jarak.
2Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untukmemperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton denganpenjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit samadengan mutu beton yang akan dicor.
4.Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutupbeton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yangterbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu betonyang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m
2
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harusditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atauditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blokbeton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadapketepatanletak dari tulangan balok yang berbatasan.
C. Toleransi pada pemasangan tulangan.
1Terhadap selimut beton (selimut beton) : + 50 mm2Jarak terkecil pemisah antara batangan : + 25 mm3Tulangan atas pada pelat dan balok :
-balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : + 25 mm
-balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : + 50
mm.
-Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : + 100 mm
-Panjang batang: + 50 mm
4.Toleransi pada pemasangan ; lainnya sesuai PBI’71
D. Pembengkokan Tulangan, sesuai dengan PBI’71
1Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu seperti misalnya dipanaskan.
2Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskankembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokansebelumnya.
3Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak bolehdibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi
tidak boleh mencapai suhu lebih dari 8500
C.
6Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 1000
Cyang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan-perhitungansebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidakmengalami pengerjaan dingin.
7Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.
8Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalamjarak 8 kali diameter (diameterpengenal) batang dari setiap bagianbengkokan.

. Toleransi pada potongan dan pembengkokan tulangan
1.Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai denganyangditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransiyang disyaratkan oleh Perencana. Apabila tidak ditetapkan olehPerencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkantoleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2.Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran danterhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokditetapkan toleransi sebesar + 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkandalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkanmenurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan – 25 mm.
3.Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkantoleransi sebesar + 10 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar +25 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4.Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar + 6 mm.
F. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
1.Baja tulangan mutu U – 24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran
= 40kali diameter dengan kait
Panjang penyaluran
= 40 kali diameter dengan kait.
2.Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran
= 40 kali diameter tanpa kait
Panjang penyaluran
= 40 kali diameter tanpa kait.
3.Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi teganganterbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat betonharus diadakan ditengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan

PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN

ANALISIS BERAT JENIS DAN PENYERABAN AGGREGAT KASAR


1.Tujuan Percobaan
Menentukan “bulk dan apparent” berat jenis (specific gravity) dan penyerapan (absorpion) dari sggregat kasar menurut prosedur ASTM C127-97. Nilai ini di perlukan untuk mentukan komposisi dalam adukan beton ketika mix desain.


2. Peralatan
v Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram yang berkampasitas 5Kg
v Keranjang besi dengan diameter 203,2mm (8’’) dan tinggi          63,5mm (2,5’’)
v Alat penggantung keranjang
v Oven
v Handuk


3. Bahan Percobaan

Berat contoh aggregat disiapkan sebanyak 11 liter kering muka (SSD “surface saturated dry” ) contoh didapat kan dari bahan yang di proses melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran aggregat yang lolos no.4 tidak dapat di gunakan sebagai benda uji.

4. Peroses Percobaban
1)  Cuci bahan ujin untuk menghilang kan debu atau bahan-bahan                 lain nya.
2)  Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5) ᵒC selama 24 jam atau sampai berat nya tetap.
3)  dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam,kemudian kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram. (Bk)
4)    Rendam benda uji dalam suhu kamar selama (24 ± 4) jam.
5)    Keringkan denda uji dalam air, lap kain penyerap sampai selaput air pada permukaan helang (SSD), untuk buriran yang besar pengeringan harus satu persatu.
6)    Timbangan benda uji kering permukaan jenuh. (Bk)
7)    Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batu nya untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan berat di dalam air. (Bk)
8)    Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25 ᵒC).


5. Perhitungan
Berat Jenis Semua / Apperent Grafity  =
Berat Jenis / Bulk Spesifific Grafity      =
Berat Jenis Kering Pernukaan Jenuh/Bulk Spesifific Grafity (SSD)   =
Persentase (%) penyerapan (absorpition)



6. Analisis Hasil Percobaan
   ● Berat Contoh SSD             = (3000+2460)/2=2584 gram
   ● Berat Contoh dalam air   =(1842+1505)/2=1673,5 gram
   ● Berat Contoh Kering Diudara =(2910+2385)/2=2647,5 gram
   ● Apperent Spesific Grafity =(2,725+2,497)/2=2,718
   ● Bulk Spesific Grafity kondisi kering =(2,513+2,497)/2=2,505
   ● Bulk Spesific Grafity kondisi SSD =(2,591+2,576)/2=2,584
   ● Persentasi (%) Penyerapan(absorpition)=(3,009+3,145)/2=3,119%


7. Kesimpulan
Dari data perhitungan diatas diperoleh Persentase Penyerapan (absorpition):
Aggregat Kasar (Split) sebesar 3,11%< Peresapan maximum 5%, jadi dapat dipakai karena sesuai dengan yang diijinkan.

BETON

AUTOCAD

Pengertian Autocad

AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan tertentu dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali sebagai “Computer-aided drafting and design program” (CAD). Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama sekali dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti bidang Mekanikal Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan semua bidang yang berkaitan dengan penggunaan CAD.

Sistem program gambar dapat membantu komputer ini akan memberikan kemudahan dalam penghasilan model yang tepat untuk memenuhi keperluan khusus di samping segala informasi di dalam ukuran yang bisa digunakan dalam bentuk laporan, Penilaian Bahan (BOM), fungsi sederhana dan bentuk numerial dan sebagainya. Dengan bantuan sistem ini dapat menghasilkan sesuatu kerja pada tahap keahlian dan yang tinggi ketepatan di samping menghemat waktu dengan hanya perlu memberi beberapa petunjuk serta cara yang mudah.


Sebelum sesuatu kerja dilakukan, asas mengetahui sesuatu sistem perkomputeran beroperasi adalah penting bagi memudahkan segala kerja yang dilakukan supaya tidak timbul sebarang masalah sama ada sebelum atau selepas penggunaan sistem tersebut.Oleh itu, perkara asas yang perlu diketahui sebelum pengendalian sesuatu komputer adalah seperti pengetahuan dalam penggunaan sistem operasi (operating system), penggunaan “hardware” dan “software”. Saya akan menceritakan lebih lanjut serta menerangkan secara ringkas beberapa perkara penting yang perlu diambil perhatian sebelum perisian grafik ini dijalankan dalam pos saya yang akan datang.